Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menerima kunjungan dari Pondok Pesantren Ummul Quro Assuyuty Pamekasan yang dipimpin oleh pengasuh ponpes KH Lailurrohman LC beserta 9 orang anggota pengurus ponpes di ruang rapat lt. 8 Unusa Tower (04/10). Rektor, Wakil Rektor I, II dan III turut hadir beserta tim dari Direktorat Perencanaan Pengembangan Kerjasama dan Alumni serta Direktur Akademik dan Kemahasiswaan. Dalam sambutan Rektor, beliau menyambut dengan senang hati terkait kerjasama dalam implementasi Community Based Learning (CBL) untuk menunjang rencana pendirian Institut Teknologi Madura (ITM).
KH. Lailurrohman LC menyampaikan, “Inti dari kunjungan ini, orang-orang madura ingin mendirikan Institut Teknologi Madura (ITM). Kami yang ditunjuk oleh ulama Madura untuk merealisasikannya. Namun belum bisa direalisasikan, tapi masih diusahakan untuk pendirian di lingkungan pesantren,”. “Kedatangan kami ke Unusa adalah sebuah saran dari LLDIKTI untuk studi terkait program CBL sebagai cikal bakal pendirian Institut Teknologi dan Bisnis Ummul Quro (ITBUQ),” tambahnya. Prof. Kacung menanggapi terkait dengan perencanaan, dalam pendirian Perguruan Tinggi harus ada 5 dosen dengan Pendidikan terakhir S2. Calon dosen yang dipersiapkan untuk ITBUQ, disarankan diikutkan ke Unusa terlebih dahulu. Agar memudahkan saat pelaksanaan moratorium ITBUQ. Selain itu soal pengajaran, kalau dosen yang disiapkan ITBUQ belum pernah mengajar, bisa bergabung dengan Unusa dulu, jadi team-teaching. Tentukan prodi yang akan dibuat. Minimal 30 mahasiswa, bisa jalan proses PBM. Segerakan buat NIDN bagi dosen yang akan disiapkan untuk menjadi dosen ITBUQ agar dapat jabatan fungsional. (kim/admin)