Surabaya – Sebanyak 42 mahasiswa asing dari Somalia, Mesir, Sudan, Libya, Uganda, Yaman, Mali, Sierra Leonean, Malaysia, dan Timor Leste mengikuti lomba tradisional dalam memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Lomba digelar di Halaman Tower Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Selasa (22/08).
Lomba tradisional yang digelar meliputi lomba makan kerupuk, balap karung, jalan bakiak, dan lomba sarung berantai. Lomba yang menjadi favorit peserta yakni lomba makan kerupuk. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Program Brave ke-3 inisiatif Global Engagement of Nahdlatul Ulama University of Surabaya (GENUS).
Peserta asal Libya Negara Afrika bagian Utara, Salih Abdul Rahman, dengan antusias berbagi pengalamannya sebagai salah satu peserta dalam perlombaan yang diadakan untuk merayakan peringatan Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia. Salih mengungkapkan rasa senangnya atas kesempatan untuk ikut serta dalam acara ini, yang membawa semangat perayaan kebebasan.
Salih menjelaskan bahwa lomba yang diikuti, yaitu lomba makan kerupuk, adalah sesuatu yang sangat menarik baginya. Meskipun ia baru pertama kali mencoba jenis lomba seperti ini, namun ia merasa bahwa konsepnya luar biasa dan unik.
“Perlombaan ini sangat menarik, saya baru pertama kali mencoba lomba makan kerupuk yang memang keren sekali lombanya,” ujar Salih yang tercatat sebagai mahasiswa UIN Malang.
Dalam pengalamannya mengikuti lomba makan kerupuk, Salih menghadapi tantangan yang cukup menarik. Ia menyatakan bahwa lomba ini membuatnya kesulitan karena kerupuk yang digantung pada seutas tali terus bergerak saat hendak dimakan. Bagi Salih, pergerakan dinamis kerupuk tersebut merupakan hal yang agak tidak biasa. Namun, inilah yang menjadikan perlombaan ini menarik dan menghibur.
“Saya sangat tertarik terhadap lomba makan kerupuk semakin bertambah karena di negaranya, Libya, kerupuk tidak umum ditemukan. Oleh karena itu, keberadaan kerupuk di Indonesia menjadi sesuatu yang istimewa. Hal ini memberikan dimensi tambahan pada pengalaman perlombaan dan menghadirkan nuansa berbeda yang membuat saya semakin berkesan,” ungkapnya.
Ketua GENUS/ Kantor Urusan Internasional Unusa, Wiwik Afridah, M.Kes., mengungkapkan, acara ini merupakan pelaksanaan yang kedua kalinya diadakan di Unusa. Tujuan acara ini untuk mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa-mahasiswa asing yang tengah menempuh pendidikan di Surabaya dan Malang. Tahun ini ada 13 mahasiswa dari Kelantan Malaysia yang turut serta dalam kegiatan ini.
“Dalam rangkaian kegiatan ini, mahasiswa Unusa dan mahasiswa asing memiliki kesempatan yang sangat berharga untuk saling bertukar pengalaman. Melalui berbagai permainan tradisional yang diadakan, suasana kolaboratif dan interaktif tercipta di antara kedua kelompok mahasiswa ini. Permainan tradisional tersebut bukan hanya menjadi bentuk hiburan semata, tetapi juga sarana untuk memperdalam pemahaman tentang budaya masing-masing,” ungkapnya.
Wiwik menambahkan, mahasiswa Unusa memiliki peluang untuk berbagi pengalaman, belajar, dan berkembang di lingkungan kampus kepada mahasiswa asing. Di sisi lain, mahasiswa asing juga dapat berbagi pandangan dan pengalaman unik mereka dalam mengadaptasi dengan budaya dan lingkungan baru di Surabaya dan Malang.
“Acara ini memberikan hal yang positif dan bermanfaat bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk saling berinteraksi, memperluas wawasan, dan memperdalam toleransi terhadap perbedaan budaya. Selain itu, kegiatan ini juga berpotensi meningkatkan hubungan antarbudaya di lingkungan kampus, menciptakan kerjasama yang lebih erat, dan membangun persahabatan yang berkesinambungan antara mahasiswa Unusa dan mahasiswa asing,” ungkapnya. (Humas Unusa)